Santri Pondok Tawakal Tri Sukses Jadi Korban Perundungan Hingga Dirawat di RS, Orang Tua Lapor ke Polisi/Dok:MJ |
MEDSOSJAMBI.COM - Seorang santri pondok pesantren Tawakal Tri Sukses Kota Jambi APD (12) diduga telah menjadi korban prundungan oleh kaka senior di pondok.
Akibat perundangan itu santri ini mengalami luka yang cukup serius pada bagian buah zakar hingga mengalami lebam dibagian paha sehingga harus menjalani perawatan di RSUD Raden Mattaher Jambi. Sehingga orang tua santri melaporkan kejadian itu ke Polda Jambi, Kamis (30/11/2023).
Rikarno Widi yang merupakan orang tua santri tersebut mengatakan, saat ini dirinya menindaklanjuti arahan dari pendampingnya Dinsos PPA dan KPAI untuk melaporkan kejadian ini.
"Untuk sementara ini laporannya adalah terkait anak saya yang di rawat di Rumah Sakit Raden Mattaher," ujarnya di Mapolda Jambi, Kamis (30/11/2023) sore.
Dirinya menjelaskan, kejadian penggesekan di kelamin anaknya ini sudah terjadi empat kali. Namun yang dilaporkan hanya kejadian pada tanggal 22 dan 24.
"Peraktenya itu, mulut anak saya dibekam, kemudian tangannya dipegang, kan dua orang pelakunya. Terus kaki anak saya dipegang kuat dipaksa, kemudian kaki pelaku itu nendang kemaluan anak saya," katanya.
Tidak hanya itu, meski santri ini sudah merasa kesakitan akibat tendangan itu, kedua pelaku masih terus melakukan penganiayaan.
"Anak saya masih kesakitan, kemudian kaki pelaku satunya menginjak perut ana saya," tuturnya.
Dikatakan Rikarno, akibat penganiayaan itu anaknya mengalami luka lebab dibagian paha kanan kiri. Kemalua sampai biji tentisnya bengkak hingga sakit di bagina perut.
Ia menjelaskan, yang melakukan perundunga ini kepada anaknya merupakan seniornya yang sudah lulus sekolah SMA.
Kata Rikarno menyebut dengan adanya kejadian ini pihak pesantren sudah ada etikad baik dengan datang menjenguk .
"Tapi pihak pesantren tidak mengetahui secara langsung kejadian itu. Ketika kasus ini sudah mencuat baru pihak pesantren menghubungi kami," imbuhnya.
Lebih lanjut dikatakan Rikarno, bahwa pembulian ini pertama kali terjadi pada September 2023 di asrama putra.
"Awalnya anak saya didorong di pintu masuk, hari berikutnya ana saya didorong kedinding sampai dijepit ke lemari besi. Sampai terjadi ura saraf kejepit dan punggung belakang bengkak," sebutnya.
Namun yang melakukan hal itu bukan orang yang sama dan juga di tempat yang berbeda.
Dirinya juga menjelaskan, bahwa anaknya tersebut sudah sering mendapatkan perlakuan tersebut semenjak bulan September.
"Daru bukan September itu suda sering. Taki karena dari pihak pondok selalu memberikan pesan pada muridnya kalau mau cerita kepada orang tua yang bagus-bagus saja, yang jelek tidak usah," katanya.
Sementara itu dirinya sendiri baru mengetahui kejadian itu saat menjenguk anaknya pada bulan September. Sempat menanyakan betah atau tidak.
Namun ketika terus ditanya anaknya tersebut tidak lagi menjawab hanya diam dan menangis.
"Pada saat itu saya sudah bertemu dengan tiga guru dan dua pamong. Bahkan bukti saya urut anak saya sudah saya kirim, tapi tidak direspon, tidak ada balasan sama sekali," jelasnya.
Kata Rikarno, untuk kejadian yang pertam kali itu tidak ada sama sekaki pertanggung jawaban dari pihak pesantren.
Sementara itu Rikarno menyampaikan untuk kondisi anaknya saat ini sudah mulai membaik. Meski sempat tiga hari tidak bisa buang air besar dan buang angin.
"Tapi sekarang ini sudah bisa, dan sekarang sudah keluar. Sekarang di Bhayangkara melakukan visum," sampainya.
Katanya, selama anaknya dirumah sakit tidak ada tindakan medis untuk operasi, hanya pemeriksaan secara intensif saja karena ada keran di dalam perut.
"Tapi kami mau ke psikolog karea psikisnya sangat terganggu," ungkapnya.
Sehingga setelah kejadian itu semua, orang tua santri ini menindaklanjuti dengan cara melaporkan dua orang pelaku ke Polda Jambi.(dev)
Tag: #perundungan #santri #pondok #tawakaltrisukses #dirawat #laporpolisi
Komentar0